Rabu, 22 Mei 2013

karet



v  Difinisi karet
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae).
v  Manfaat karet
Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.
·        Pengolahan Lateks Pekat Pusingan

Pada umumnya pengolahan lateks pekat dengan cara pusingan ditujukan untuk memproduksi lateks pekat amoniak tinggi (HA-centrifuge).

1)      Pemusingan

Lateks dimasukkan ke dalam alat pusingan (centrifuge) misalnya “Separator A.B. (laval)” buatan Stockholm atau “Westphalia” dan “Titan” buatan Kopenhagen.
Lateks yang dialirkan ke dalam alat pusingan oleh daya sentrifuge yang berputar dengan kecepatan 6000-7000 rpm, dipisahkan menjadi dua bagian yaitu lateks pekat dan serum.
Lateks pekat hasil pemusingan yang mengalir menuju tangki pencampur dibubuhi dengan bahan pemantap. Bahan ini umumnya berupa larutan 10-20 % NH4 Laurat (sejenis sabun) dengan dosis 0,05 %. Fungsi dari larutan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lateks pekat hasil pemusingan. Selanjutnya dalam tangki/ pengangkut lateks pekat ditambah dengan NH3 sehingga kadar NH3 dalam lateks menjadi 0,7 % atau lebih.
2)      penyimpanan
Lateks pekat hasil pusingan meskipun telah ditambah dengan bahan pemantap, lateks itu masih belum siap dipasarkan. Lateks pekat itu perlu diperam/ disimpan dahulu selama 2 minggu atau lebih. Pemeraman ini dimaksudkan agar bahan pemantap berfungsi efektif. Selama pemeraman perlu diaduk setiap hari untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan. Pengadukan dilakukan dengan pengaduk rpm rendah (30 – 60 rpm) dan dilakukan selama 15 – 30 menit.
Volume setiap tangki penyimpanan sebaiknya dapat menampung hasil olahan selama 3 atau 6 hari bila dilakukan system sadap 3 hari sekali (1/2 – 3 ). Hal ini dimaksudkan agar mutu lateks pekat dari tangki satu dengan yang lain akan sama.
Bila waktu penyimpanan semakin lama maka tegangan permukaan lateks pekat semakin turun. Keadaan ini dapat dilihat pada grafik2. Dapat dijelaskan bahwa adanya distribusi bahan pemantap sabun natrium minyak intisawit yang merata pada permukaan partikel karet. Beberapa hari kemudian distribusi tersebut mengalami gangguan akibat disimpan pada suhu kamar. Namun semakin lama waktu penyimpanan maka adsorpsi sabun natrium minyak inti sawit pada permukaan partikel karet semakin kuat dan  tegangan permukaan lateks pekat menjaditurun.


3)      Pengemasan
Pengemasan  Pada umumnya pengemasan lateks pekat dilakukan dalam drum besi atau plastic (volume 200 liter). Bila menggunakan drum besi perlu terlebih dahulu diberi bahan pelapis di bagian dalamnya. Pelapisan dengan lilin atau bitumen pada bagian dalam drum mutlak diperlukan meskipun dengan konsekuensi penambahan biaya dan tenaga.


§  Pengolahan Lateks Pekat Dadih

Metode pemekatan lateks ini menggunakan bantuan bahan kimia yang berperan sebagai bahan pendadih. Jadi, berbeda dengan cara pusingan yang menggunakan alat mekanis. Urutan pengolahan lateks dadih adalah sebagai berikut :

1)      Penerimaan lateks

Lateks diterima dalam tangki-tangki melalui saringan. Untuk dapat diolah menjadi lateks pekat yang baik, sangat diperlukan bahan lateks kebun yang baik. Lateks ini harus telah diawetkan dengan bahan pengawet sedini mungkin yaitu dengan menambahkan NH3 dengan kadar ≥ 0,7 %. Disamping itu, untuk mendapatkan hasil pendadihan yang baik sesuai dengan mutu standar, diperlukan bahan lateks kebun dengan KKK ≥ 30 %.

2)      Pendadihan

Bahan lateks kebun yang telah dibubuhi dengan bahan pengawet dan telah disaring itu, dimasukkan ke dalam tangki pendadihan. Ke dalam tangki pendadih dimasukkan bahan pendadih yaitu 140 cc larutan tepung Konyaku 1 % atau 60 cc larutan ammonium alignat 1 % untuk tiap liter lateks. Kemudian diaduk merata dengan alat pengaduk yang berputar dengan kecepatan antara 200 – 400 rpm selama 20 – 60 menit.
Setelah diaduk merata didiamkan selama beberapa waktu (3 – 4 minggu) untuk memberi kesempatan partikel-partikel karet terkumpul pada bagian atas dan skim di bagian bawah. Skim dari bagian bawah dikeluarkan untuk dialirkan ke dalam bak pengumpul skim. Proses pendadihan yang baik akan menghasilkan skim berkadar karet antara 3 – 5 %.

3)      Penyimpanan dan pengemasan

Penyimpanan dan pengemasan lateks dadih sama seperti yang dilaksanakan pada lateks pusingan. Skim sebagai limbah pengolahan lateks pekat biasanya diolah tersendiri dan dijual dalam bentuk bekuan basah atau dalam bentuk krep. Krep skim ini termasuk gumpalan mutu rendah yang dapat diolah menjadi karet remah.

Catatan :

Selain kedua cara pengentalan seperti yang telah diuraikan di atas, masih dikenal satu cara lagi yaitu melalui proses penguapan. Pada dasarnya cara pengentalan dengan penguapan adalah menguapkan air yang ada dalam lateks.
Sebagai bahan pemantap dan pengawet digunakan sabun kalium dan basa KOH (Penulis PS,2007)

Jadi menurut pasca panen dari karet mengenai penyimpanan dan penemasan,
pengolahan lateks dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ;
1.      Pengolahan Lateks Pekat Pusingan
2.      Pengolahan Lateks Pekat Dadih
3.      Proses penguapan ? (belum diketahui proses pengemasan dan penyimpanannya)

















Pengeringan =>  tugas Nadia Sofia
Pengeringan dilaksanakan di dalam gudang pengering. Selama pengeringan dinding gudang dibuka pada siang hari dan ditutup pada malam hari. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur kelembaban dan temperatur ruang pengeringan.
Lama pengeringan sit angin yang optimum adalah 5 hari, oleh karena itu petani dapat melakukan pemasaran sit angin dalam periode mingguan dengan KKK yang tinggi. Dengan menggunakan pembeku


Pada prinsipnya pengemasan lateks pekat harus dilakukan dalam wadah yang sesuai, bersih, kering dan tertutup rapat, disamping tersimpan dalam tempat yang sejuk demi untuk menjaga mutu lateks tidak cepat menurun (Penulis PS, 2007).

1 komentar: