Kamis, 06 Juni 2013




Pengendalian gulma. Pengendalian gulma pada tanaman belum menghasilkan dipusatkan di sekitar barisan tanaman. Pada tahap awal, daerah di sekitar pangkal batang dibebaskan dari gulma. Dengan bertambahnya umur tanaman pada daerah yang dibebaskan dari gulma adalah daerah 1 meter sebelah kiri dan kanan barisan tanaman. Dengan cara demikian maka kegiatan pemeliharaan selanjutnya dan penyadapan dapat dilakukan dengan mudah.
Pada masa TBM, pengendalian gulma lebih banyak menggunakan cara manual yaitu dengan mencabut/membersihkan gulma secara langsung dengan tangan/kored. Pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengaturan tanaman penutup tanah yang melilit batang karet. Cara pengendalian dengan menggunakan herbisida hanya dilakukan secukupnya saja.
Pemupukan. Pemupukan pada TBM berfungsi untuk mempercepat tanaman mencapai matang sadap. Pada umumnya unsur yang diberikan adalah N, P, K dan Mg dengan dosis sesuai anjuran daerah setempat. Pupuk ini diberikan dua kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Jika dirasa perlu, penggunaan pupuk daun juga dapat dilaksanakan. Dosis pupuk bagi TB, TBM, maupun TM disajikan pada Tabel di bawah ini.
Umur
Tanaman
Kebutuhan Pokok
Urea
SP-36
KCl
Urea
SP-36
KCl
…… (gram/pohon)…….
…… (gram/pohon)………
TB
50
100
-
25
50
-
TBM 1
236
100
100
118
50
50
TBM 2
333
267
150
160
123
75
TBM 3
381
267
200
175
128
92
TBM 4
429
333
200
188
147
88
TBM 5
476
333
200
200
140
84
TM 1 – 25
524
333
350
265
170
175
Irigasi dan pemberian mulsa. Pemberian irigasi pada tanaman belum menghasilkan jarang sekali dilakukan. Untuk mengurangi tingkat evapotranspirasi di sekitar pertanaman, maka pada daerah perakaran tanaman diberikan mulsa jerami. Dari beberapa penelitian perlakuan ini akan mengurangi evapotranspirasi, menurunkan suhu tanah dan meningkatkan ketersediaan air dalam tanah. Pemberian mulsa ini dapat dilakukan sejak awal tanaman ditanam di lapang sampai tajuk tanaman sudah saling menutup.
Pembentukan bidang sadap. Pembentukan bidang sadap dilakukan dengan dua cara di bawah ini.
  1. Untuk klon yang cenderung membentuk cabang digunakan cara pembuangan tunas. Semua tunas yang tumbuh di bawah ketinggian 2,5 m dipotong/dibuang sehingga batang tanaman akan tumbuh dengan baik (tinggi dan lurus).
  2. Untuk klon yang sulit membentuk cabang/tunas maka dilakukan pemenggalan (topping) pada ketinggian 2,5 m atau penguncupan (pengikatan daun-daun dalam satu payung) pada ketinggian 2,5 m. Dengan cara demikian diharapkan akan tumbuh tunas dan menghasilkan bidang sadap yang baik.
Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin dengan memperhatikan tingkat serangan yang terjadi. Untuk mengetahui akan terjadinya serangan hama/penyakit sejak awal maka perlu dilakukan pengontrolan tanaman secara rutin (early warning system). Pada cara ini terdapat tim yang bertugas mengidentifikasi tingkat serangan dan tim pengendalian serangan hama/penyakit.
Pada tanaman belum menghasilkan lebih banyak mengalami serangan penyakit dari pada hama. Penyakit yang sering menyerang tanaman karet pada umumnya adalah rayap (Coptotermes sp), yang dapat diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau Basudin 6 0 EC dengan konsentrasi 0,3%. Sementara itu hama Kuuk (Exopholis hypoleuca) dapat diberantas dengan Basudin 10 G.
Penyakit tanaman karet lainnya yang seringpula ditemukan pada antara lain.
  1. Cendawan akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dapat diberantas dengan collar protectant.
  2. Penyakit daun Gloesporium pada TBM, dapat diberantas penyemprotan larutan KOC, misalnya Cabak dengan konsentrasi 0,1% atau Daconil 75 wp dengan konsentrasi 0,1 sampai 0,2%. Sementara itu, jika menyerang TM, dapat diberantas dengan sistem fogging menggunakan Daconil atau fungisida lainnya.
  3. Cendawan akar putih (Rigidonporus lignosus), dapat diberantas dengan Fomac 2 atau Shell Collar Protectant atau Calixin Collar Protectant.
  4. Penyakit jamur upas (Corticum salmonikolor) dapat diberantas dengan Calixin Ready Mix 2%.
  5. Penyakit bidang sadapan Mouldyrot dapat diberantas dengan Benlate konsentrasi 0,1 – 0,2 % atau Difolan 4F konsentrasi 1 – 2 %.
  6. Penyakit bidang sadapan kanker garis (Phytophora palmivora) diberantas dengan Difolatan 4 F konsentrasi 2 – 4 %.
Sensus dan konsolidasi tanaman. Sensus tanaman bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kondisi tanaman yang ada di lapang. Dengan demikian dapat diketahui berapa jumlah tanaman yang harus disulam (konsolidasi tanaman). Kegiatan sensus tanaman akan terus dilakukan sampai tanaman menghasilkan, sedangkan penyulaman hanya dilakukan sampai tanaman berumur 4 tahun.
Pemeliharaan jalan produksi. Pemeliharaan jalan secara rutin dilaksanakan dengan selang/rotasi pemeliharaan 6 bulan sekali. Pada kondisi khusus (curah hujan tinggi) dapat saja perbaikan/peningkatan mutu jalan dilakukan di luar jadwal yang telah ditentukan. Pemeliharaan jalan ini dapat berupa penimbunan/pemadatan, pemeliharaan saluran dan perbaikan badan jalan.
Pengukuran lilit batang. Pengukuran lilit batang dilakukan untuk melihat perkembangan pertumbuhan tanaman dan terutama untuk menentukan waktu matang sadap. Pengukuran ini secara rutin dilakukan 6 bulan sekali pada semua tanaman yang ada di lapangan. Dengan dilakukannya pengukuran lilit batang ini dapat dipersiapkan jumlah peralatan dan tenaga kerja penyadap yang diperlukan.
Secara umum setiap tahun lilit batang tanaman karet akan bertambah antara 10 sampai 12 cm. Tanaman karet baru dapat disadap jika (1) lilit batangnya pada ketinggian 1 m dari pertautan lebih besar atau sama dengan 45 cm dan (2) 60% dari populasi